Cara Penggunaan Ampere Meter : Tekniki Wajib Tahu

Bismillahirrahmanirrahiem

Cara Penggunaan Ampere Meter : Tekniki Wajib Tahu

Arus (ampere) adalah satu diantara satuan-satuan listrik lain yang memiliki peran penting pada perhitungan dan perakitan alat listrik dan elekronika. Selain Ampere, kita juga mengenal Tegangan (volt), daya (watt) dan Tahanan (ohm).

Sebagaimana kita tahu, jika satuan-satuan diatas sangatlah penting dan termasuk yang paling penting untuk pengukuran listrik. 

Selengkapnya : Macam alat ukur listrik ini paling sering dipakai oleh para teknisi

Kenapa Pengukuran Ampere (arus) Ini Penting ?

Dalam dunia kelistrikan, ampere mengacu pada kuat arus listrik. Ampere adalah salah satu satuan pengukuran dalam Sistem Internasional (SI) yang digunakan untuk mengukur arus listrik. 

Secara teknis, ampere adalah satuan untuk mengukur seberapa banyak muatan listrik yang mengalir melalui suatu konduktor (biasanya kawat) dalam satu detik. Dalam angka, satu ampere setara dengan sekitar 6.241 x 10^18 elektron yang melewati titik tertentu dalam satu detik.

Karena mengetahui besaran ampere, kita dapat mengetahui perkiraan biaya tagihan listrik di rumah

Contoh:
Ketika Sobat melihat spesifikasi perangkat listrik, Sobat mungkin menemukan informasi tentang berapa banyak ampere yang dibutuhkan oleh perangkat tersebut. Ini sangat penting karena menunjukkan berapa banyak arus listrik yang akan ditarik dari sumber listrik saat perangkat beroperasi secara normal. Misalnya, lemari es atau oven listrik memiliki rating ampere yang berbeda berdasarkan kapasitas dan daya operasionalnya.

Ampere vs. Tegangan

Dalam pembicaraan sehari-hari tentang listrik, sering kali ada kebingungan antara ampere dan tegangan. Tegangan dapat diibaratkan sebagai tekanan dalam sistem listrik, sedangkan ampere adalah jumlah arus listrik yang mengalir. Untuk memahaminya, kita bisa membuat perbandingan dengan sistem pipa air. Tegangan adalah seperti tekanan air dalam pipa, sedangkan ampere adalah jumlah air yang mengalir melalui pipa dalam satu waktu.

Ampere adalah satuan pengukuran kuat arus listrik yang penting dalam dunia kelistrikan. Memahami berapa banyak ampere yang dibutuhkan oleh perangkat listrik adalah langkah penting untuk memastikan penggunaan listrik yang aman dan efisien. 

Dengan pemahaman tentang ampere, kita dapat mengelola konsumsi listrik kita dengan lebih baik dan menghindari kelebihan beban yang dapat menyebabkan masalah listrik. Jadi, sekarang Sobat tahu betul apa yang dimaksud dengan ampere dan mengapa itu penting dalam kelistrikan sehari-hari!

Selengkapnya : Cara membedakan Tegangan (voltase) dan Arus (ampere) Listrik

Jika dibandingkan dengan pengukuran Volt, Ohm dan watt pada rangkaian listrik, mengukur Ampere atau arus listrik ini sangat unik dan agak berbeda.


Mengenal Amperemeter
Mengenal apa itu amperemeter dan cara menggunakannya

Ammeter, juga dikenal sebagai amperemeter, adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik dalam suatu rangkaian. Arus listrik diukur dalam satuan yang disebut ampere, yang merupakan satuan dasar dalam sistem metrik untuk mengukur arus listrik. Ampere meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya arus listrik dalam suatu sirkuit. Ini adalah alat yang sangat penting dalam pemeliharaan dan diagnosis peralatan listrik, serta dalam pengembangan dan perbaikan rangkaian listrik.

Simbol Ammeter

Simbol untuk amperemeter sangat mudah dikenali, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar di bawah ini. Simbol ini terdiri dari huruf "A" yang terletak di dalam lingkaran, yang secara jelas melambangkan amperemeter.

rumus dan simbol ampere meter

Kadang-kadang, huruf "A" ini dapat memiliki variasi, seperti garis bergelombang atau garis lurus, yang dapat ditambahkan dengan garis putus-putus di atasnya. Variasi ini hanya menunjukkan apakah amperemeter digunakan untuk mengukur arus bolak-balik (AC) atau arus searah (DC).

Rumus Amperemeter

Hal utama yang perlu diingat ketika menggunakan amperemeter adalah hukum Ohm:

I = V / R

Di mana:

- I adalah arus dalam ampere (A),

- V adalah tegangan dalam volt (V), dan

- R adalah hambatan dalam ohm (Ω).

Selengkapnya : Rumus Cara Menghitung Arus Tegangan dan Daya Listrik

Dengan menggunakan amperemeter untuk mengukur arus dan voltmeter untuk mengukur tegangan, kita dapat menghitung nilai hambatan pada titik tertentu dalam suatu rangkaian.

Sebaliknya, jika kita mengetahui nilai hambatan dan tegangan dalam rangkaian, kita dapat memeriksa pengukuran ammeter kita. Penting untuk menggunakan persamaan ini dengan benar untuk menghitung resistansi dalam rangkaian.

Cara Menggunakan Ampere Meter

1. Siapkan Alat dan Bahan

Sebelum mengukur arus dengan amperemeter, pastikan Sobat memiliki semua alat dan bahan yang dibutuhkan:

  • Amperemeter
  • Rangkaian atau komponen yang akan diukur
  • Kabel penghubung yang sesuai
  • Jika diperlukan, sumber listrik yang sesuai

2. Hubungkan Amperemeter dalam Rangkaian

Dalam rangkaian, sambungkan amperemeter secara seri dengan komponen yang ingin Sobat ukur arusnya. Ini berarti arus akan mengalir melalui amperemeter sebelum mencapai komponen tersebut. Pastikan Sobat mengikuti arah aliran arus yang benar.

Cara Penggunaan Ampere Meter : Tekniki Wajib Tahu


3. Setel Rentang Amperemeter

Amperemeter memiliki berbagai rentang pengukuran arus yang berbeda. Pilih rentang yang sesuai dengan perkiraan besar arus yang akan Sobat ukur. Jika Sobat tidak yakin, mulailah dengan rentang tertinggi dan turunkan jika perlu. Ini akan melindungi amperemeter dari kerusakan.

4. Baca Hasil Pengukuran

Amperemeter akan menunjukkan seberapa besar arus yang mengalir dalam satuan ampere. Bacalah hasil pengukuran dengan cermat dan pastikan untuk mencatatnya jika diperlukan.

Nih, mungkin artikel ini menarik : Mengenal Anemometer Dari Sejarah, Fungsi dan Jenisnya

Contoh perhitungan Amperemeter

Dalam proyek ini, kami akan membahas cara penggunaan amperemeter untuk mengukur arus listrik atau aliran listrik. Biasanya, amperemeter merupakan salah satu fungsi yang ada pada multimeter, sebuah alat listrik yang dapat mengukur tegangan, arus, dan hambatan.

Cara menggunakan ampere meter


Bagian dan Bahan

Untuk proyek ini, Sobat akan memerlukan:

  1. Baterai 6 V
  2. Lampu pijar 6 V
  3. Komponen konstruksi dasar seperti papan pemotongan roti, strip terminal, dan kabel jumper. Hal-hal ini diasumsikan tersedia, dengan pengecualian komponen dan material unik yang disebutkan dalam bagian "Suku Cadang dan Material" proyek.

Tujuan Pembelajaran

  1. Memahami cara mengukur arus dengan multimeter.
  2. Memeriksa keberfungsi sekring internal multimeter.
  3. Memilih rentang pengukuran yang tepat.

Langkah 1: Memeriksa Sekring

Kita dapat menguji kondisi sekring multimeter dengan mengalihkannya ke mode resistansi dan mengukur kontinuitas melalui kabel uji, termasuk sekring. Untuk meteran dengan jack yang berbeda untuk pengukuran arus, colokan kabel uji ke jack yang sesuai (lihat Gambar 3) untuk memeriksa sekring.

Cara Penggunaan Ampere Meter : Tekniki Wajib Tahu


Untuk meteran dengan jack yang sama, biarkan konektor kabel uji di tempatnya dan sentuhkan kedua probe secara bersamaan.

Langkah 2: Merakit Rangkaian

Bangunlah rangkaian sederhana dengan satu baterai dan satu lampu menggunakan kabel jumper untuk menghubungkan baterai ke lampu. Sobat dapat mengabaikan amperemeter dalam Gambar 1 dan diagram skematik.


Langkah 3: Menyala Lampu

Pastikan lampu menyala sebelum menghubungkan amperemeter secara seri.

Langkah 4: Mengukur Arus

  • Putuskan sirkuit seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1 dan 3.
  • Sambungkan probe uji amperemeter ke dua titik putus untuk mengukur arus.
  • Jika Sobat menggunakan pengukur manual, mulailah dengan memilih rentang arus tertinggi.
  • Pindahkan saklar pemilih ke rentang yang lebih rendah hingga indikator mencapai tampilan maksimal tanpa melampaui rentangnya.
  • Jika indikator bergerak ke arah yang salah (berlawanan dengan arah jarum jam pada pengukur analog atau membaca negatif pada pengukur digital), putar sambungan probe uji dan coba lagi.

Ketika amperemeter menunjukkan pembacaan normal (bukan "mundur"), arus mengalir dari kabel uji merah ke kabel uji hitam. Ini adalah cara Sobat menentukan arah aliran arus menggunakan amperemeter.

Untuk baterai 6 V dan lampu kecil, arus dalam rangkaian biasanya dalam rentang milivolt (mA). Pengukur digital sering menampilkan huruf "m" kecil di sisi kanan layar untuk menunjukkan awalan metrik ini.

Bagaimana Cara mengukur arus listrik yang lebih besar ?

Ampere meter (ammeter) memiliki batasan pada rentang pengukuran arus listrik yang dapat diukurnya. Ampere meter dirancang untuk mengukur arus listrik dalam suatu rentang tertentu. Jika arus listrik dalam rangkaian melebihi rentang pengukuran ammeter, penggunaan ammeter tersebut mungkin tidak tepat dan bahkan dapat merusak ammeter tersebut.

Bagaimana Cara mengukur arus listrik yang lebih besar ?

Jadi, jika Sobat mencoba mengukur arus listrik besar yang melebihi rentang pengukuran ammeter yang Sobat miliki, sebaiknya Sobat tidak menggunakan ammeter tersebut. Sebaliknya, Sobat perlu menggunakan ampere meter dengan rentang pengukuran yang sesuai untuk arus yang Sobat inginkan.

Dalam kasus di mana Sobat perlu mengukur arus listrik besar, biasanya Sobat akan menggunakan current transformer (CT) atau alat pengukur arus khusus yang dirancang untuk mengatasi arus yang lebih besar dan mengubahnya menjadi arus yang sesuai untuk diukur dengan ammeter yang memiliki rentang pengukuran yang lebih rendah. CT memungkinkan pengukuran arus yang aman dan akurat pada arus listrik besar dalam sirkuit.

Cara Penggunaan Ampere Meter : Tekniki Wajib Tahu
Gambar diatas adalah gambar pengukuran ampere untuk Arus 3 fasa. Yaitu dengan menggunakan CT (Current Tranformator) yang memiliki prinsip kerja mirip dengan Tang ampere.

Baca juga : Cara memasang Volt meter | Ampere Meter | dan Frekuensi Meter pada Panel Control Motor

Mengapa Ammeter Dihubungkan Seri dan Voltmeter Dihubungkan Paralel?

Dalam dunia pengukuran listrik, ada alasan kuat mengapa ammeter sering kali dihubungkan secara seri dan voltmeter dihubungkan secara paralel dalam suatu rangkaian. 

Ammeter digunakan untuk mengukur arus dalam rangkaian dengan akurat. Ini sebagian besar karena kita ingin tahu berapa banyak arus yang harus melewati ammeter. Oleh karena itu, ammeter dihubungkan secara seri dalam rangkaian. Mengapa? Jika kita meletakkannya dalam hubungan paralel dan hambatannya rendah, semua arus akan mencoba mengalir melaluinya. Ini bukanlah situasi yang diinginkan karena kita tahu bahwa arus selalu akan mengikuti jalur dengan hambatan terendah. Hal ini dapat merusak alat ukur tersebut. Jadi, menghubungkannya secara seri adalah pilihan yang lebih bijak untuk pengukuran arus yang akurat.

Di sisi lain, voltmeter memiliki resistansi yang tinggi. Jika kita menghubungkannya secara seri dalam rangkaian, jumlah arus yang mengalir melalui rangkaian akan sangat berkurang. Voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan pada elemen dalam rangkaian. Untuk menghindari pengurangan besar dalam arus, voltmeter dihubungkan secara paralel dalam rangkaian. Ini memungkinkannya untuk mengukur tegangan dengan akurat tanpa mengganggu aliran arus yang signifikan.

Jadi, intinya adalah bahwa ammeter dihubungkan secara seri untuk pengukuran arus yang akurat, sementara voltmeter dihubungkan secara paralel untuk mengukur tegangan pada elemen dalam rangkaian. Dengan cara ini, pengukuran listrik dapat dilakukan dengan presisi yang lebih tinggi.

Apa Perbedaan Galvanometer dan ampere meter

Galvanometer dan amperemeter adalah dua alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik dalam suatu rangkaian, tetapi ada perbedaan signifikan antara keduanya


Perbandingan Amperemeter dan Galvanometer
Perbandingan Amperemeter Galvanometer
Tujuan Penggunaan Mengukur arus listrik dalam satuan ampere (ampere) Mendeteksi dan mengukur perbedaan arus atau tegangan kecil
Kepekaan Rentang sensitivitasnya dapat diatur dari rendah hingga tinggi Sangat sensitif
Skala Pengukuran Menggunakan skala linier Menggunakan skala non-linier
Defleksi Menghasilkan defleksi sedang hingga tinggi, yang bisa diatur Menghasilkan defleksi rendah hingga sedang
Penggunaan Digunakan dalam sirkuit dengan nilai resistansi dan arus yang diketahui, seperti dalam rangkaian listrik Digunakan dalam eksperimen sensitif, pengujian, dan kalibrasi, seringkali dalam konteks ilmiah dan penelitian
Perlawanan Dalam Memiliki resistansi rendah Memiliki resistansi tinggi
Melangsir Arus Dapat menggunakan resistor shunt untuk mengukur arus tinggi Biasanya tidak menggunakan resistor shunt
Cara Membaca Hasil Memberikan pembacaan arus secara langsung dalam ampere Defleksi jarum menunjukkan perbedaan arus atau tegangan
Konversi Hasil Tampilan arus langsung dapat dibaca Mengubah arus menjadi defleksi sudut pada jarum
Kalibrasi Perlu kalibrasi untuk memastikan akurasi Diperlukan kalibrasi untuk pembacaan yang akurat
Gangguan Terhadap Sirkuit Lain Gangguan pada sirkuit minimal Dapat mempengaruhi sirkuit lebih banyak
Contoh Penggunaan Biasanya digunakan pada peralatan rumah tangga dan elektronik Digunakan dalam instrumen ilmiah dan dalam eksperimen penelitian yang memerlukan pengukuran yang sangat sensitif

Perbedaan Amperemeter dan Voltmeter

Amperemeter:

  • Digunakan untuk mengukur arus listrik dalam suatu sirkuit.
  • Memiliki nilai resistansi yang lebih rendah dibandingkan dengan voltmeter.
  • Dihubungkan secara seri dalam sirkuit.
  • Lebih akurat dibandingkan dengan voltmeter.
  • Rentang pengukurannya tidak dapat divariasikan.

Voltmeter:

  • Digunakan untuk mengukur tegangan dalam suatu sirkuit
  • Memiliki nilai resistansi yang lebih tinggi daripada amperemeter.
  • Dihubungkan dalam kombinasi paralel dalam sirkuit untuk pengukuran tegangan.
  • Akurasinya lebih rendah dibandingkan dengan amperemeter.
  • Rentang pengukurannya dapat divariasikan.

Bagaimana Suhu Mempengaruhi Ammeter dan Cara Mengatasinya

Ammeter adalah alat yang sangat sensitif, dan ternyata suhu lingkungan dapat memengaruhinya secara signifikan. Ketika suhu berubah, ini juga dapat mengubah nilai arus yang diukur oleh ammeter.

Pengaruh suhu ini bisa menjadi masalah, tetapi ada cara untuk mengatasinya. Salah satu cara adalah dengan menggunakan resistansi khusus yang disebut "resistansi rawa," yang memiliki koefisien suhu nol. Resistansi rawa ini dipasang secara seri dalam rangkaian bersama dengan ammeter.

Dengan cara ini, perubahan suhu lingkungan akan memiliki dampak yang lebih kecil pada pembacaan yang diukur oleh ammeter, dan Sobat dapat mendapatkan hasil pengukuran yang lebih konsisten meskipun suhu berubah-ubah.

Terimakasih telah membaca artikel ini hingga akhir, jangan lupa share artikel kali ini sebagai bentuk apresiasi teman-teman ya...

Posting Komentar untuk "Cara Penggunaan Ampere Meter : Tekniki Wajib Tahu"