Jenis-jenis Baterai : Ada Alkaline Lithium Dan Li-ion. Apa Bedanya ?
Bismillahirrahmaanirrahiem
Ngomong-ngomong soal baterai, pastinya pikiran kita akan langsung tertuju pada perangkat elektronik bukan? Ya, hal ini dikarenakan antara baterai dengan perangkat elektronik sudah menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Akan tetapi, ternyata masih ada saja sebagian dari masyarakat yang belum paham betul mengenai seluk beluk baterai. Nah, buat Sobat yang ingin memahami lebih dalam lagi seputar baterai, simaklah baik-baik ulasannya di bawah ini :
Pengertian Baterai
Baterai atau yang biasa disebut dengan istilah batre merupakan sebuah benda yang memiliki fungsi untuk menyimpan energi listrik, sehingga nantinya akan dialirkan pada suatu perangkat elektronik. Seperti halnya ponsel, laptop, tablet, remot, dan lain sebagainya.
Berkat adanya baterai, kita pun tidak harus repot-repot lagi menyambungkan kabel listrik untuk menyalakan perangkat elektronik tersebut. Dengan kata lain, kehadiran baterai bisa membuat sebuah perangkat elektronik menjadi lebih praktis karena dapat dibawa kemana saja.
Pada umumnya baterai yang tersedia dipasaran itu terdiri kedalam dua jenis utama, yakni single use dan rechargeable. Lantas, apa yang membedakannya?
Baca juga : Apa Fungsi UPS Pada Komputer ? Bisa Simpan Daya Sementara
Mengenal Jenis-jenis Baterai
Sejatinya setiap jenis baterai terdiri dari berbagai elemen yang berbeda, seperti katoda (terminal positif), anoda (terminal negatif), dan elektrolit yang berperan sebagai penghantar arus listrik. Sedangkan output arus listrik dari baterai tersebut berupa arus searah / arus DC (Direct Current).
A. Baterai Single Use ( Sekali Pakai )
Sesuai dengan namanya, baterai Single Use merupakan jenis baterai sekali pakai yang memang paling umum dijumpai di pasaran. Hal itu bukan tanpa alasan, karena ia memiliki sifat yang multifungsi (penggunaanya lebih luas).
Bukan hanya itu, baterai Single Use juga menawarkan harga yang relative terjangkau. Jenis baterai yang satu ini biasanya menyediakan tegangan sebesar 1,5 volt.
Namun, ada pula jenis baterai Single Use yang dapat memberikan tegangan mencapai 6 volt hingga 9 volt. Uniknya lagi, ternyata jenis Single Use ini akan dibedakan lagi berdasarkan beberapa kategori seperti berikut:
1. Baterai Zinc-carbon
Baterai Zinc-carbon ini biasanya lebih dikenal dengan istilah baterai Heavy Duty. Dari namanya saja sudah sangat jelas, yang mana komposisi baterai tersebut terbuat dari bahan zinc.
Nah, bahan zinc inilah yang nantinya akan berperan sebagai terminal negative sekaligus sebagai pembungkus baterainya. Berbeda dengan terminal positifnya yang terbuat dari bahan karbon berbentuk batang. Dari segi harga, tipe Baterai Zinc-carbon ini memang menawarkan harga yang lebih murah dibanding tipe baterai Single Use lainnya lho.
Kelebihan
- Murah dan mudah ditemukan
- Berbagai bentuk dan ukuran sudah tersedia
Kelemahan
- Kepadatan energi rendah
- Tidak dapat bekerja dengan baiik di suhu Ekstrem
- Tidak efisien memberikan daya pada perangkat menguras energi yang tinggi
- Umur pendek sekitar 2-3 tahun
2. Baterai Alkaline
Bisa dibilang bahwa harga baterai Alkaline ini memang lebih mahal ketimbang tipe baterai zinc tadi. Mengingat harganya yang lebih mahal, secara otomatis ia memiliki daya tahan yang juga lebih mumpuni dibanding tipe zinc.
Pasalnya, baterai Alkaline mengusung elektrolit berupa potassium hydroxide yang bersifat zat alkali. Itu sebabnya, mengapa tipe baterai ini dijuluki dengan nama Alkaline. Meski sekarang sudah banyak tipe baterai yang menggunakan Alkaline, namun ada pula beberapa dari mereka yang menggunakan bahan lain untuk dijadikan sebagai elektroda-nya.
Kelebihan
- Harga dan kualitas Baik
- Bertahan lebih lama karena konstruksi kalium hidroksida
- Umur simpan 5-10 tahun
- Berfungsi dengan baik pada suhu ekstrem
- Bebas timbal, merkuri dan kadmium, sehingga baik untuk lingkungan sehingga baterai tidak perlu di buang di tempat khusus. Cukup di pembuangan umum.
Kelemahan
- Berat dan besar tanpa tegangan tambahan
- Mungki tidak berfungsi dengan biak pada perangkat dengan drainase tinggi
- Terkadang akan bocor yang menyebabkan perangkat menjadi rusak
3. Baterai Lithium
Apabila baterai alkaline memiliki daya tahan yang lebih baik dari baterai zinc, maka tipe baterai Lithium ini lebih baik dibanding keduanya. Bagaimana tidak? Sebab baterai Lithium bisa bertahan hingga 10 tahun dan mampu bekerja di suhu yang sangat rendah sekalipun lho.
Mengingat keunggulannya yang sedemikian rupa, maka tak heran juga jika tipe baterai Lithium selalu diandalkan untuk aplikasi memory backup pada mikrokomputer, jam tangan mewah, dan lain sebagainya.
Menurut informasi yang didapat, pada umumnya baterai Lithium dibuat dalam bentuk seperti uang logam. Itu sebabnya, mengapa baterai Lithium juga kerap disebut dengan istilah “Baterai Koin dan Baterai Kancing”.
Kelebihan :
- Tahan hingga 4x lebih tinggi dari pada jenis baterai lainnya
- Ringan untuk perangkat pertable
- Ideal untuk penggunaan berat
- Berfungsi dengan baik pada suhu ekstrem
- Umur simpan adalah 10-12 tahun. Bagus untuk digunakan dalam perangkat darurat
Kelemahan
- Jauh lebih mahal dibandingkan dengan jenis baterai lain
- Sangat mudah terbakar, memerlukan pembuangan khsusus (tidak bisa di buang)
4. Baterai Silver Oxide
Jika dilihat dari namanya, tampaknya tipe baterai Silver Oxide akan dibanderol dengan harga yang sangat mahal. Ya, hal itu dikarenakan materialnya yang terbuat dari bahan silver alias perak.
Meski dibanderol dengan harga yang tergolong mahal, namun baterai Silver Oxide ini dirancang untuk menciptakan energi yang tinggi namun dalam bentuk yang cenderung kecil dan ringan.
Akan tetapi, tipe baterai Silver Oxide memiliki tampilan yang serupa dengan tipe baterai Lithium. Ya, bentuk dari Silver Oxide dibuat dengan bentuk baterai koin maupun baterai kancing.
Kelebihan
- Rasio Energi terhadap berat yang tinggi
- Masa operas yang sangat panjang
- Kontruksi datar bekerja dengan baik di perangkat yang ringkas
- Menyediakan hingga dua kali jumlah kapasitas energi di bandingkan dnegan baterai serupa
Kelemahan
- Bahan yang cukup mahal
Baterai Rechargeable (Dapat di Isi Ulang)
Kebalikan dari jenis single use, baterai Rechargeable ini merupakan jenis baterai yang bisa diisi ulang. Meski berbeda, namun jenis baterai single use dengan Rechargeable mengusung prinsip kerja yang sama, yakni untuk menciptakan arus listrik.
Namun, perbedaannya terdapat pada reaksi kimia Rechargeable yang menjadi berbalik. Umumya ia kerap digunakan untuk menghubungkan beban pada terminal baterai, sehingga nantinya menghasilkan electron yang akan mengalir dari negatif ke positif. Terdapat beberapa tipe baterai Rechargeable yang bisa Sobat temui dipasaran seperti berikut:
1. Baterai Ni-Cd
Baterai Ni-Cd atau Nicket-cadmium merupakan jenis baterai isi ulang yang bahan elektrolitnya menggunakan nickel oxide hydroxide dan metallic cadmium. Sehingga tak heran jika baterai tersebut mempunyai kemampuan yang bisa beroperasi dalam jangkauan suhu luas.
Tak hanya itu, bahkan baterai Baterai Ni-Cd juga sudah terbukti memiliki daya tahan yang lama lho. Menariknya lagi, baterai ini dapat melakukan discharge dengan sendirinya sebanyak 30 persen per bulan ketika sedang tidak digunakan.
Akan tetapi, Baterai Ni-Cd memiliki kandungan racun sebanyak 15 persen sehingga bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia maupun lingkungan sekitarnya.
Kelebihan
- Murah dan mudah ditemukan
- Resistansi internal yang rendah memastikan pengisian dan pengosongan baterai dengan cepat
Kelemahan
- Tidak diperuntukan untuk di simpan dengan waktu yang lama
- Pengosongan penuh diperlukan sebelum mengisi ulang atau baterai akan kehilangan kapasitasnya
- Pengisian data yang berlebihan akan menyebabkan kapasitas baterai menurun
- Mengandung logam beracun dan tidak ramah lingkungan
- Menggunakan jenis pengisian daya tertentu. Sobat harus membeli lagi
2. Baterai Ni-MH
Istilah Ni-MH itu sendiri merupakan singkatan dari Nickel-Metal Hydride, yang mana ia memiliki keunggulan serupa dengan tipe Ni-Cd tadi. Namun, kapasitas baterai Ni-MH ini lebih tinggi sekitar 30 persen ketimbang tipe Ni-Cd.
Itulah yang menjadi alasan, mengapa baterai Ni-MH dapat diisi ulang hingga ratusan kali. Tentu saja penggunaan baterai Ni-MH dapat menghemat biaya. Adapun tipe baterai Ni-MH yang umumnya diaplikasikan pada perangkat seperti kamera dan radio komunikasi.
Namun, baterai Ni-MH tidak boleh dibuang disembarang tempat ketika kondisinya sudah tak layak agi digunakan. Pasalnya, baterai Ni-MH juga memiliki kandungan zat yang bisa membahayakan manusia dan lingkungan sekitar.
Kelebihan
- Rasio Energi Volume tinggi dibandingkan NiCd
- Ramah lingkungan
Kelemahan
- Kondisi kosong, perlu charger terlebih dahulu untuk digunakan
- Pengisian daya berlebihan akan menyebabkan kapasitas menurun
- Discharge pada tingkat yang sangat tinggi dan harus di isi ulang sebelum digunakan
- Tidak bekerja dengan baik di perangkat tingkat tinggi
3. Baterai Li-lon
Selanjutnya ada baterai Li-lon (Lithium-Ion) yang menjadi jenis baterai paling sering digunakan untuk perangkat elektronik, seperti smartphone, kamera digital, laptop, tablet, dan lain sebagainya.
Hal itu bukan tanpa alasan, karena baterai Li-lon mempunyai daya tahan siklus yang lebih tinggi serta lebih ringan dibanding jenis-jenis baterai isi ulang lainnya. Sedangkan rasio self-discharge yang dimilikinya mencapai sekitar 20 persen per bulan.
Bahkan, tipe baterai Li-lon sudah terbukti ramah lingkungan karena komposisinya bebas dari zat cadmium. Meski demikian, baterai Li-lon ini masih menyisakan sedikit kandungan zat yang cukup membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Kelebihan
- Lecil dan tipis dengan kepadatan energi unggul. Kebanyakan smartphone menggunakan jenis baterai ini
- Cepat untuk mengisi ulang dan self discharge yang cukup rendah. baterai Li-ion Kehilangan kurang dari 5% dari muatan penuhnya per bulan dibandingkan NiMH hingga 20% per bulan
- Tidak memerlukan pengisian daya yang lama saat baru
- Performa dan efisensi maksimal mengimbangi biaya awal yang tinggi
- ramah lingkungan dan aman
Kekurangan
- Tidak tersedia dalam ukuran rumah tangga
- Mambutuhkan sirkuit perlindungan untuk mencegah pemanasan berlebih dan membatasi tegangan
- kapasitas keseluruhan akan perlahan menurun seiring waktu
- Harus menggunakan jenis pengisian tertentu
Macam-macam Ukuran Baterai
Selain di bedakan dari kualitas dan bahan seperti di atas, batterai juga dibedakan dari ukuran. Kenapa ini penting ? Sebab, ukuran pada betterai mau tidak mau menentukan kapasitas penyimpanan pada beterai.
Walaupun pada baterai yang memiliki tegangan yang sama (semisal 1.5V) ukuran baterai yang lebih besar akan lebih lama dalam memberikan supply listrik tambahan.
Ukuran batterai juga bermacam-macam disesuaikan dengan kebutuhan dan peruntukan alat elekrtonik yang tersedia. Semisal, batterai untuk Jam tangan, tentu saja tidak mungkin menggunakan batterai yang sama seperti pada remot TV. Begitu juga dengan smartphone dan lain-lain.
Maka dari itu, Dibawah ini kita akan kenali juga ukuran dari Baterai :
Baterai AA Juga dikenal sebagai Double A merupakan ukuran baterai paling pupuler. Banyak digunakan pada berbagai aplikasi dan banyak di jumpai dimana saja. baterai AA umumnya merupakan jenis ukuran baterai yang mewakili pemilikiran masyarakat umum tentang sebuah baterai. Diaplikasi pada berbagai hal, seperti Termometer hingga Telepon nirkabel. |
|
baterai AAA Sama seperti AA, baterai ini juga sangat populer karena memiliki bentuk yang sama, namun berbeda pada ukurannya sama. Baterai AAA ini memiliki ukuran yang lebih kecil yang digunakan pada mainan kecil, Remot TV, timbangan, hingga kalkulator. Beterai ini biasanya berukuran 1.5 V tetapi menghasilkan lebih sedikit energi karena ukurannya lebih kecil. Baterai ini digunakan untuk keperlin perangkat kecil yang memperlukan banyak energi yang bertahan cukup lama seperti untuk Remot, jam dinding dan kalkulator. |
|
baterai AAAA Baterai guadruple A ini sama halnya juga dengan baterai AA dan AAA. Namun berbeda dari ukurannya saja. Dimana beterai ini memiliki ukuran kecil yang sering digunakan untuk lampu LED dan laser pointer. |
|
Baterai C Baterai C bertugas didesain lebih tebal dan umumnya memiliki tugas cukup berat seperti untuk senter, mainan dan radio portable baterai ini ideal digunakan untuk keperluan tugas berat dihama baterai akan sering digunakan. |
|
Baterai D Digunakan untuk perangkat yang memerlukan waktu daya yang lama. baterai ini bekerja cukup baik untuk senter besar. |
|
Baterai 9V Umumnya dikenal dengan bentuk yang persegi panjang. Baterai 9Volt digunakan pada perangkat yang membutuhkan tegangan tinggi dan banyak daya. baterai 9V bekerja dengan baik pada perangkat, alarm suhu, termometer inframerah. Baterai 9V sangat tahan lama dan menawarkan kinerja luar bisa dengan ketahanan terhadap cuaca dingin maupun panas. |
|
Baterai CR123A Dikemas dengan daya baterai CR123A ini banyak digunakan pada perangkat taktis, keamanan nirkable dan otomatisasi rumah. Meskipun lebih pendek dari baterai AA, baterai ini memiliki tegangan lebih tinggi yaitu 3Volt dengan tetap mempertahankan ukuran yang kecil. Ideal digunakan pada perangkat yang membutuhkan banyak daya seperti senter LED. |
|
Baterai 23A baterai kecil ini biasanya digunakan pada perangkat kecil seperti pembuka pintu garasi, perangkat medis khusus, jam tangan dan remot. Menghasilkan daya 12 V. Cocok digunakan dalam perangkat yang membutuhkan semburan energi yang jarang tetapi kuat. Sebelumnya pernah digunakan pada PhotoFlash dan saat ini banyak digunakan untuk Pintu nirkable, perangkat entri tanpa kunci dan pintu garasi. |
|
Baterai CR2032 Baterai yang memiliki ukuran bundar kecil ini menawarkan banyak daya dalam ukuran yang ringkas. Menjadikannya unik dibandingkan dengan kebanyakan baterai lainnya. pada tegangan 3 Volt, baterai CR2032 biasanya digunakan pada jam tangan, mainan dan berbagai alat kesehatan. |
Artikel serupa : Mengenal Jenis Sambungan Pipa
Nah, seperti itulah ulasan singkat mengenai fungsi dan jenis-jenis baterai, sehingga bisa Sobat jadikan sebagai bahan penambah wawasan.
Posting Komentar