Komponen apa saja yang harus ada pada PLTS panel surya? berikut ini uraiannya
Daftar Isi
Komponen apa saja yang harus
ada pada PLTS panel surya? berikut ini uraiannya
Bismillahirrohmirrohim
PLTS adalah singkatan dari Pembangkit listrik tenaga matahari. Sobat pasti
sudah mengetahuinyakan? PLTS digunakan sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan,
murah, mudah didapat serta tidak akan pernah habis. Kenapa tidak pernah habis?
Dikatakan tidak pernah habis karena PLTS menggunakan energi matahari yang
mana energi matahari adalah energi alam yang sangat melimpah dan tidak
terbatas.
Maka dari itu, banyak sekali ilmuan yang sengaja meneliti, dan membuat
eksperimen tentang energi matahari ini dan akhirnya mucul sebuah alat yang
mampu mengkomversikan energi matahari pada energi listrik yaitu panel surya
(Solar sel).
pemasangan panel surya |
Jika sobat berfikir bahwa dengan menggunakan panel surya dirumah, bisa
menghasilkan listrik dari matahari dan dapat digunakan untuk listrik rumah itu
salah besar. Karena bukan hanya sebuah panel surya saja alat yang dibutuhkan
agar sobat bisa merasakan energi matahari berubah jadi energi listrik
Nah, jika sobat berencana untuk membuat atau merakit sebuah panel surya,
setidaknya alat ini harus ada dalam satu paket pemasangan yaitu :
Sel surya
Sel surya atau panel surya adalah alat yang digunakan untuk menyerap dan
mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Didalam sinar matahari
terkandung energi dalam bentuk foton. Katika foton ini mengenai permukaan sel
surya, elektronnya akan tereksitasi dan menimbulkan alira listrik. Peristiwa
ini disebut sebagai peristiwa FotoVoltaic atau fotoelektric.
Kenapa energi matahari dapat
dikonversikan pada energi listrik oleh panel surya? sel surya
dapat tereksitasi karena terbuat dari
material semikonduktor yang mengandung unsur silikon. Silikon ini terdiri dari
dua jenis lapisan sensitif yaitu lapisan positif (tipe-P) dan lapisan negatif
(Tipe-N)
Untuk memahaminya bisa baca : cara kerja panelsurya energi alternatif dari matahari
Panel surya terbagi menjadi
dua, yaitu tipe Polikristalin dan monokristalin.
Panel Polykristalin
Panel pply-kristal terbuat dari kristal silikon block cast. Hal ini
menciptakan efek logam serpihan pada panel. Elektron dapat terjebak dalam batas
butir kristal antara kristal individu dalam sebuah panel polykristal, ini
menyebabkan lebih rendah rating efesiensi. Peringkat efesiensi khas untuk panel
polykristalin adalah sekitar 13.5 % pada 25 celsius.
Tipe ini mmerlukan luas penampang yang lebih besar dibandingkan dengan
jenis monokristalin untuk menghasilkan daya listrik yang sama. Kelebihan tipe
poly ini adalah penal surya masih dapat mengkonversikan energi yang lebih
tinggi pada cuaca yang berawan jika dibandingkan dengan tipe panel
Monokristalin
panel Monokristalin
panel Monokristalin terbuat dari kristal silikon tunggal, baik yang
ditemukan secara alami atau tumbuh dilaboratorium. Proses ini disebut
recystallising, sehingga membuat panel monokristal lebih mahal untuk
diproduksi. panel Monokristalin memiliki efesiensi khas sekitar 12 sampai 25%
dengan suhu 50%.
panel Monokristalin dirancang untuk penggunaan yang memerlukan konsumsi
daya listrik besar pada tempat beriklim tropis. Kelemahan panel ini adalah
tidak berfungsi dengan baik jika tempat cahaya matahari kurang.
Berikut perbedaan panel poly dan mono pada panel berdaya sama
Solar panel 80 watt
Polycristalin
Power 80 watt, 12 Volt, dimensi 870 x 670 x 35 mm dengan berat 6.5 kg
Harga Rp 1.290.000
Solar panel 80 watt
monoscristalin
Power 80 watt, 12 Volt, dimensi 1.190 x 550 x 30 mm dengan berat 6.5 kg
Harga Rp 1.600.000
baca selangkapnya : harga panel surya murah sampai berkualitas dan menentukan panel surya yang cocok untuk anda
Dalam uraian diatas dapat disimpulkan bahwa panel polykrital memiliki harga
yang lebih rendah dibanding tipe Monokristal namun sebenarnya tipe monokristal
lebih baik dalam segi penyerapan energi matahari.
Solar charge controller
Solar charge controller (SCC) adalah alat yang digunakan untuk mengontrol
proses pengisian muatan listrik dari panel surya kedalam baterai (Aki) dan juga
pengosongan muatan listrik dari baterai pada beban seperti inverter, lampu, TV
dan lain-lain. Pada umumnya terdapat 6 terminal pada sebuah SCC, 2 terminal
untuk arus dari panel surya dua terminal untuk menghubungkannya pada aki, dan 2
terminal lagi untuk penggunaan.
Dengan adanya solar charge controller maka energi listrik yang telah
dihasilkan oleh sel surya akan otomatis akan diisikan pada aki dan menjaga aki
agar tetap dalam kondisi baik. Kemudian dari SCC juga energi dari sel surya
dapat digunakan langsung.
Ada dua tipe solar charge yaitu yang menggunakan teknologi pulse width
modulation (PWM), dan maximum power point tracking (MPPT).
Solar charge controller PWM akan melakukan pengisian muatan listrik
kedalam baterai dengan arus yang besar ketika baterai kosong dan kemudian arus
pengisian diturunkan secara bertahap ketika baterai semakin penuh.
Misalnya panel surya dapat mempunyai tegangan output sekitar 18 Volt, masuk
kesolar charge controller yang memiliki tegangan output sekitar 18 volt, masuk
kesolar controller yang mempunyai tegangan output antara 14,2 – 14,5 volt untuk
pengisian baterai 12 volt. Dengan demikian akan terdapat kelebihan tegangan
sekitar 18 -14,5 = 3,5 Volt.
Solar charge controller MPPT lebih efesien konversi DC to DC. MPPT
mengambil maximum daya dari PV. MPPT charge controller dapat menyimpan
kelebihan daya yang tidak digunakan oleh beban kedalam baterai dan apabila daya
yang dibutuhkan beban lebih besar dari daya yang dihasilkan oleh PV, maka daya
dapat diambil dari baterai.
Misalnya panel surya ukuran 120 watt memiliki karakteristik maximum power
7.02 ampere. Dengan solar charge controller selain MPPT dan tegangan baterai
12.4 Volt, berarti daya yang dihasilkan adalah 12.4 volt X 7.02 ampere = 87.05
watt. Dengan MPPT maka ampere yang bisa diberikan adalah sekitar 120 watt :
12.4 V = 9.68 ampere.
Baterai (aki)
Baterai adalah alat untuk menyimpan muatan listrik. Jadi, pada saat sel
surya mengkonversikan energi cahaya matahari menjadi energi listrik, energi
listrik tersebut kemudian disimpan pada baterai yang kemudian akan digunakan.
Secara garis besar, baterai atau aki dibedakan berdasarkan aplikasi dan
kontruksi. Untuk aplikasi baterai dibedakan lagi yaitu untuk engine starter (otomotif) dan cllep cryle.
Aki engine starter umumnya dibuat dengan pelat timbal yang
tipis namun banyak sehingga luas penampang lebih besar. Dengan demikian,
baterai (aki) ini bisa mempunyai arus listrik yang besar pada saat awal untuk
menghidupkan mesin.
Jenis aki engine starter sebaiknya tidak mengalami discharge hingga 50%
kapasitas muatan listrik, ini dimaksudkan untuk menjaga keawtan baterai (aki).
Apabila muatan baterai basar sampai dibawah 50% dan dibiarkan dalam waktu lama,
amak kapasitas muatan baterai tersebut akan semakin berkuarang sehingga menjadi
tidak awet.
Sedangkan baterai tipe deep cycle
biasanya digunakan untuk sistem panel surya (PLTS) dan backup power, dimana
baterai mampu mengalami discharge hingga muatan listriknya tinggal sedikit.
Berdasarkan kontruksinya, baterai dibedakan menjadi tipe konvensional
flooded lead acid (basah), tipe GEL, sealed lead acid (SLA), absorbed glass mat
(AGM) dan valve regulated lead acid (VRLA). Semua baterai berbasis asam timbal
(laed acid)
Inverter
Inverter adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah arus DC dari sel
surya dan baterai menjadi arus AC dengan tegangan 220 Volt yang kemudian akan
digunakan pada listrik komersial seperti lampu dan televisi.
Alat ini diperlukan untuk PLTS karena menyangkut instalasi kabel yang
banyak dan panjang. Apabila beban bukan untuk instalasi rumah, misalnya hanya
untuk menghidupkan satu lampu atau alat dengan voltase 12 Volt Direct current
(VDC) dan tidak menggunakan kabel yang panjang seperti penerangan jalan umum
inverter tidak diperlukan.
Apabila jumlah beban banyak dan kabel panjang dan ettap menggunakan
tegangan 12 Volt DC tanpa menggunakan inverter maka adak terdapat rugi-rugi
daya dan listrik yang hilang (losses). Selain itu penggunakan inverter dirasa
penting karena akan mengubah arus menjadi arus yang sama pada PLN sehingga
tidak perlu memodifikasi kembali instalasi yang ada dirumah.
Inverter terbaik dalam mengaplikasikan solar sel sistem adalah Inverter
pure sine wave yang
mempunyai bentuk gelombang sineus murni seperti listrik
dari PLN. Bentuk gelombang ini merupakan bentuk paling ideal untuk peralatan
elektronik pada umumnya sehingga tidak akan menyebabkan kerusakan.
Setelah peralatan-peralatan diatas telah lengkap, baru, sobat dapat
menafaatkan energi matahari menjadi energi listrik yang nantinya digunakan
dirumah. Maka langkah selanjutnya adalah merangkai pembangkit listrik tenaga
matahari (PLTS) tersebut sehingga kemudian dapat benar-benar digunakan.
Silahkan dibaca : cara terbaik memasang panel surya(PLTS) dirumah sampai dapat menghasilkan listrik dari matahari
Demikian pembahasan tentang bagian-bagian pada satu paket panel surya,
semoga dapat bermanfaat dan dapat membantu masalah sobat. Jangan lupa share ok
Posting Komentar