Mengenal elektroda pentanahan, jenis tahanan tanah dan cara mengukurnya
Daftar Isi
Mengenal elektroda pentanahan, jenis tahanan tanah dan cara mengukurnya
Bismillahirohmanirohim
Pada kesempatan
kaliini saya akan membahas mengenai elektroda pentanahan. Sebelum lebih lanjut,
tahukah kamu apakah itu elektroda?
Menurut
wikipedia, Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengn
bagian atau media non-logam, dari sebuah circuit. Elektroda dalam sel
elektrokimia dapat disebut Anoda dan Katoda, kata tersebut di namai oleh
Michael Faraday
Jadi Elektroda
untuk pentanahan adalh sebuah konduktor yang bersentuhan langsung dengan tanah
Penasaran dengan
MIChael faraday?
Lanjutkan sob?
Setelah sobat
mengetahui apa itu elekroda pentanahan, mari kita lebih mengenal eketroda
pentanahan ini dengan mengetahui berbagai jenisnya
Jenis – Jenis elektroda pentanahan
Elektroda batang (ROD)
Elekroda batang
adalah elektroda dari pipa atau besi profil yang dipasangkan ke dalam tanah.
Elektroda ini merupakan elektroda yang pertama kali digunakan sekalis menjadi
landasan teori – teori baru dari elektrodajenis lain.
Secara teknis,
elektroda batang ini mudah pemasangannya, yaitu dengan menancabkannya kedalam
tanah.kelebih elekroda jenis batang (ROD) adalah tidak memerlukan lahan yang
luas. Elektroda ini sering digunakan pada gardu – gardu induk.
Berikut rumus
tahanan pentanahan untuk elektroda batang (ROD)
Dengan keterangan
RG = Tahanan pentanahan (ohm)
RR = Tahanan Pentanahan untuk batang tunggal (ohm)
Ρ = Tahanan jenis tanah (ohm-meter)
LR = panjang elektroda (meter)
AR = diameter elekroda (meter)
Eletroda
pelat
Elektrodaplat adalah elektroda dari bahan pelat
logam (utuh atau berlubang) atau dari kawat kasa. Elektroda ini digunakan bila
diinginkan tahanan pentanahan yang kecil dan sulit diperoleh dengan menggunakan
jenis – jenis elektroda yang lain. Pada umumnya elektroda ini ditanam dalam.
Berikut rumusnya sob
Yaitu :
RP = tahanan pentanahan pelat (ohm)
P = tahanan
jenis tanah (ohm-meter)
LP = panjang pelat (m)
WP = lebar pelat (m)
TP = tebal pelat (m)
Elektroda Pita
Elektroda pita adalah elektroda yang terbuat dari
hantaran berbentuk pita atau berpenampang bulat atau hantaran pilin yang pada
umumnya ditanam secara dalam. Pemasangan eketroda jenis ini akan sulit
dilakukan bila mendapati lapisan – lapisan tanah yang berbatu.
Disamping sulit pemsangannya, untuk mendapati nilai
tahanan yang rendah juga akan bermasalah. Untuk mengatasi hal tersebut
pemasangan secara vertikal kedalam tanah dapat dilakukan dengan menanam batang
hantaran secara mendatar (horizontal) dan dangkal
Disamping itu, ternyata tahanan pentanahan yang
dihasilkan sangat dipengaruhi oleh bentuk konfigurasi elektrodanya, seperti
dalam bentuk melingkar, radial atau kombinasi antar keduanya
Berikut rumus dari perhitungannya :
Dimana :
RW = Tahanan dengan kisi – kisi (grid) kawat (ohm)
P = Tahanan
jenis tanah (Ohm-meter)
LW = panjang total grid kawat (m)
dW = Diameter kawat (m)
AW = Luasan yang dicakup oleh grid (m²0)
ZW = kedalaman penanaman (m)
Selanjutnya
Tahanan jenis tanah
Tahanan jenis tanah sangat menentukan tahanan
pentanahan dari elektroda – elektroda pentanahan. Tahanan jenis tanah diberikan
dalam satuan Ohm-meter.
Bagi yang penasaran boleh dibaca
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tahana tanah
dalam sistem tahanan pentanahan. Tidak hanya tergantung pada jenis tanah saja,
melainkan dipengaruhi oelh kandungan moistur, kandungan mineral, dan suhu (suhu
tidak berpengaruh bila diatas titik beku air)
Pada kesimpulannya, tahanan jenis tanah dapat
dibedakan sesuai dengan tempatdimana beradanya tanah tersebut. Sebagai pedoman,
tabel berikut ini berisikan tahanan jenis tanah yang ada di negara kita
tercinta indonesia.....
Tahanan jenis tanah tabel.....
Tabel diatas akan sangat penting khususnya bagi para
perancang sistem pentanahan. Ada satu hal yang penting sobat ketahui, yaitu
sifat – sifat tanah bisa berubah antara musim yang satu dengan musim yang lain.
Dan tentu hal tersebut harus benar – benar dipertimbangkan bagi sobat yang
hendak memasang sistem pentanahan
Dan tabel dibawah ini dapat digunakan sebagai acuan
kasar harga tahanan pentanahan pada tanah dengan tahanan jenis tanah tipikal
berdasarkan jenis dan ukuran elektroda
Selanjutnya ada tabel yang memuat ukuran – ukuran
elektroda pentanahan yang umum digunakan dalam sistem pentanahan. Selain itu,
tabel dibawah ini juga dapat digunakan sebagai petunjuk tentang pemilihan
jenis, bahan dan luas penampang elektroda pentanahan
Selanjutnya, ada juga tabel berikut ini memberikan
petunjuk tentang luas penampang minimum dari beberapa jenis kondisi hantaran
pengaman.
Pengukuran Tahanan pentanahan (Earth Tester)
Maksud dari pengukuran ini adalah pengujian,
pengujian yang dimaksud sebenarnya adalah
pengukuran tahanan elektroda pentanahan yang dilakukan setelah
pemasangan elektroda atau setelah perbaikan atau secara periodik setiap satu
tahun sekali
Pada saat ini telah banyak beredar dipasaran alat
ukur tahanan pentanahan yang biasa disebut Earth tester atau Ground Tester.
Dari yang untuk beberapa fungsi sampai dengan yang banak fungsi dan kompleks.
Pada instrukment cara pengukuran terbagi menjdi dua
yaitu Pengukuran Normal (metode 3 kutub), dan pengukuran praktis (metode 2
kutub)
Berikut
saya coba sajikan bagaimana cara mengukurnya
Cara pengukuran normal (metode 3 kutub)
Langkah awal adalah memposisikan saklar terminal Earth
tester pada 3a,
Cek tegangan baterai! (Range saklar : BATT, aktifkan
saklar /ON). Jarum harus dalam range BATT
Cek tegangan pentanahan (range saklar : - V, matikan
saklar / OFF)
Cek tahanan pentanahan bantu (range saklar :
C&P, matikan saklar 0)
Ukurlah tahanan pentanahan (range saklar : x1Ω ke
x1000 Ω) dengan menekan tombol pengukuran dan memutar selektor, sehingga
diperoleh jarum pada galvometer seimbang / menunjukan angka Nol. Maka hasil
pengukuran adalah angka yang ditunjukan pada selektor dikalikan dengan posisi
range saklar (x1 Ω) atau (x1000 Ω)
Agar lebih jelas, silahkan perhatikan gambar dibawah ini
Dan bagi sobat yang masih bingun dengan cara pengukuran dan menghitung
hasil pengukuran, boleh baca
Selanjutnya
Cara pengukuran
Metode 2 kutub (praktis)
Jika pada metode 3 kutub, saklar berposisi pada 3a, maka untuk pengukuran
praktis adalah dengan memposisikan saklar terminal pada 2a
Jika jalur pentanahan digunakan sebagai titik referensi pengukuran bersama,
maka semua sambungan yang terhubung dengan pentanahan itu selelu terhubung
dengan tanah. Jika terjadi bunyi bippp, maka putuskan dan cek lagi
Cek tegangan baterai dan cek bagian tegangan pentanahan. Caranya hampir
sama dengan metode pengukuran normal, hanya pengecekan tekanan tahanan bantu
tidak diperlukan
Ukur tahanna pentanahan (range saklar : saklar (x1 Ω) atau (x1000 Ω) dan
hasil pengukuran = Rx + Ro
Perhatikan gambar dibawah ini
Berdasarkan pengukuran diperoleh V = 20 V dan I = 1 A, maka tahanan
elektroda adalah :
R = V/I = 20/1 = Ohm
Prinsip pengukuran tahanan elektroda pentanahan menggunakan metode jatuh
tegangan – 3 titik
Catatan penting bagi
sobat
Dalam pengukuran yang
menggunakan alat ukur tahanan pentanahan, tidak dilakukan pengukuran satu per
satu seperti diatas, namuan alat ukur telah dilengkapi sistem internal sehingga
memungkinkan pembacaan secara langsung dan mudah
Selain 2 metode pengukuran diatas, ada satu mode pengukran yang caranya
agak cukup berbeda yaitu :
Cara Pengukuran
elektroda pentanahan metode 62%
Pengukuran ini digunakan setelah mempertimbangkan beberapa hal yaitu grafis
dan setelah dilakukan pengujian. Metode 62% adalah metode pengukuran yang
paling akurat namun hanya terbatas pada elektroda tunggal.
Metode 62% ini hanya dapat digunakan untuk elektroda – elektroda yang
tersusun berjajar secara garis lurus dan pentanahannya menggunakan elektroda
tunggal, pipa, atau pelat, dan lain – lain
Agar lebih paham silahkan perhatikan gambar
Dan gambar gambar dibawah ini adalah gambar daerah resistansi efektif
tumpang tidih
Apakah sobat masih belum paham dengan pembahasan diatas? Yah jujur saja,
saya juga kurang memahaminya hehe... saya menyalin dan mengambil referensi 90%
dari buku Teknik Pemanfaatan energi listrik jilid 1, dan 10% dari wikipedia
Demikian artikel ini saya buat, Mohon maaf bila banyak kesalahan, karena
kesalahan mutlak ada pada diri saya dan kebenaran hanya ada pada Allah SWT
Bila sobat merasa terbantu dengan artikel ini, maka bantu kami membagikan
artikel inike pada teman – teman sobat di sosial media